Pekanbaru, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  (Kadisnakertrans) Provinsi Riau H. Boby Rachmat SSTP MSi, menegaskan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bukanlah sekadar bukanlah kewajiban administratif, apalagi hanya serimonial, melainkan bagian yang tak terpisahkan dari upaya menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif.

Hal itu disampaikan Boby saat menjadi 
Keynote Speaker dalam kegiatan Seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang di inisiasi Gabungan Pengusaha Kelapa  Sawit Indonesia  GAPKI Cabang Riau dengan mengambil tema " Peran K3 dalam meningkatkan Produktivitas Kerja yang berkelenjutan" berlangsung di The Zuri Hotel Pekanbaru Komplek Transmart Jl. Soekarno Hatta No 24 Pekanbaru, Kamis 24 Juli 2025.

"Dalam era persaingan global saat ini, perusahaan yang mampu melindungi tenaga kerjanya dengan baik, bebas dari kecelakaan kerja akan lebih unggul dalam produktivitas dan kualitas," sebutnya.

Boby memaparkan, Provinsi Riau merupakan daerah dengan luas lahan kelapa sawit terbesar di Indonesia yakni 3,4 Juta ha atau 19,6 Y. selain itu, tanggung jawab kita terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja sawit juga sangat besar. Data BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sektor perkebunan menyumbang lebih dari 6096 kasus kecelakaan kerja nasional baik kecil maupun besar, dan sebagian besar berasal dari wilayah Sumatera, termasuk Riau.

"Oleh karena itu, penerapan sistem manajemen K3 bukan kebutuhan mendesak untuk menjamin kelangsungan usaha, keberlanjutan
hanya kewajiban hukum, tetapi juga menjadi lingkungan kerja, serta perlindungan terhadap tenaga kerja," tegasnya.

Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja menurutnya terus mendorong implementasi kebijakan K3 terutama sektor kelapa sawit sebagai sector unggulan di Riau. sektor Sawit mampu menyerap banyak tenaga kerja dalam upaya pengurangan angka pengangguran.

"Kami meyakini bahwa investasi dalam K3 adalah investasi jangka panjang yang menguntungkan, baik dari sisi efisiensi operasional, stabilitas tenaga kerja, hingga reputasi perusahaan. Namun kami juga menyadari bahwa tantangan dalam penerapan K3 masih cukup besar, mulai dari minimnya terhadap peraturan, hingga keterbatasan sumber daya manusia di bidang kesadaran manajemen, rendahnya kepatuhan K3," kata Boby.

Oleh karena itu, Boby mengatakan bahwa kegiatan Seminar K3 ini menjadi sangat penting sebagai sarana pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan best practice antar pemangku kepentingan.

"Kami berharap dari seminar K3 yang ditaja oleh GAPKI Riau ini akan lahir rekomendasi kebijakan, inovasi strategi, serta solusi untuk memperkuat sistem K3," ujarnya.

"Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada GAPKI Riau, narasumber, dan seluruh peserta atas partisipasi dan semangatnya dalam meningkatkan budaya K3. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan membawa kemajuan nyata bagi dunia ketenagakerjaan di Indonesia," tutupnya.

Hadir dalam seminar tersebut, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gabki) Cabang Riau bapak Lichwan Hartono, Kepala Kanwil Sumbar Riau BPJS Ketenagakerjaan bapak Hengky Rhosidien,  Para Nara Sumber dari BPJS TK, Perdoki dan wasnaker Riau, Para Pengusaha Sawit. 

resource : utusanriaudotco